Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Kisah Tabi’in: Hasan al-Bashri

Telah datang berita gembira kepada istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , Ummu Salamah, bahwa budaknya yang bernama Khairah telah melahirkan seorang bayi laki-laki. Ummul Mukminin hanyut dalam kegembiraan dan wajahnya tampak ceria dan berseri-seri. Dia mengutus seseorang untuk membawa ibu dan bayinya ke rumah selama masa-masa pemulihan pasca melahirkan. Khairah adalah budak yang paling beliau sayangi dan beliau telah rindu menantikan kelahiran bayi pertama dari budaknya itu. Tak lama setelah itu Khairah pun datang dengan bayi di gendongannya. Ketika Ummu Salamah memandangnya, beliau langsung menyukai bayi itu karena wajahnya yang tampan dan cerah, menarik hati siapapun yang memandangnya. Ummu Salamah bertanya kepada budaknya: “Sudahkah engkau memberikan nama untuknya wahai Khairah?” Khairah menjawab: “Belum, aku ingin Anda-lah yang memilihkan nama untuknya sesuka Anda.” Ummu Salamah berkata, “Kita akan memberi nama yang diberkahi Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu Hasan

3 Tahapan Dakwah

TA’RIF Dalam tahapan ini dakwah dilakukan dengan menyebarkan fikrah Islam di tengah   masyarakat. Adapun sistem dakwah untuk tahapan ini adalah sistem kelembagaan.   Urgensinya adalah kerja sosial bagi kepentingan umum, sedangkan medianya adalah   nasehat dan bimbingan sekali waktu, dan membangun berbagai tempat yang berguna di   waktu yang lain, juga berbagai media aktivitas lainnya. Semua syu'bah (cabang) Ikhwan   yang ada sekarang adalah representasi daritahapan ini dalam kehidupan dakwahnya. Ia   terkoordinir dalam 'undang-undang pokok' yang telah disyarah oleh berbagai risalah dan   penerbitan Ikhwan. Dakwah, pada tahapan ini, bersifat umum.   Jamaah menjalin hubungan dengan orang yang ingin memberikan kontribusi bagi   aktivitasnya dan ingin ikut menjaga prinsip-prinsip ajarannya. Ketaatan yang tanpa   reserve -pada tahapan ini- tidaklah dituntut, bahkan tidaklazim. Tingkatannya seiring   dengan kadar penghormatannya kepada sistem dan prinsip-pr

20 Prinsip (Ushul Isyrin) dalam memahami Islam

"Wahai saudaraku yang tulus ... !   Yang saya maksud dengan fahm (pemahaman) adalah bahwa engkau yakin bahwa   fikrah kita adalah 'fikrah islamiyah yang bersih'. Hendaknya engkau memahami Islam,   sebagaimana kami memahaminya dalam batas-batas ushul al-'isyrin(dua puluh prinsip)   yang sangat ringkas ini: 1.   Islam adalah sistem yang menyeluruh, yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia   adalah negara dan tanah air, pemerintahdari umat, akhlak dan kekuatan, kasih   sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan   kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan jihad dan dakwah, pasukan dan   pemikiran, sebagaimana juga ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar,   tidak kurang dan tidak lebih.   2.   Al-Our'an yang mulia dan Sunah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap   muslim untuk memahami hukum-hukum Islam. Ia harus memahami Al-Qur'an   sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf(memaksak

Introspeksi - Resign dari Dakwah: Menelisik Diri untuk Berbenah

Gambar
Meninggalkan dakwah itu perkara gampang. Kita tinggal sedikit demi sedikit menjauhinya saja. Tidak aktif lagi tanpa pemberitahuan. Tidak merespon saatu dihubungi. Bersikap masa bodoh terhadap aktivasi. Tidak datang saat diundang. Sembunyi ketika dimobilisasi. Intinya, bersikap cuek dan masa bodoh saja. Tenggelamkan dalam aktivitas yang memuaskan diri. Dengan cara demikian lambat laun kita akan meninggalkan (atau barangkali lebih tepat — ditinggalkan dakwah). Gampang sekali. Tapi apa manfaatnya bagi kita mengambil sikap demikian? Benar, meninggalkan dakwah itu perkara yang mudah. Tapi saya sangat yakin, jauh lebih mudah lagi bagi Allah ta’ala untuk mencari pengganti yang jauh lebih baik daripada mereka yang memutuskan untuk ‘pensiun’ dari dakwah. Para pengganti itu akan menggerakkan dakwah jauh lebih ikhlas dan bersemangat. Ya, sangat mudah bagi Allah untuk melakukannya. Sangat mudah. Tidak ada sedikit pun kerugian bagi dakwah ketika seseorang resign darinya. Dakwah akan terus berjala

Keutamaan Mengkhatamkan 1 Juz Al Quran Setiap Hari

Gambar
Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi) Generasi sahabat dapat menjadi generasi terbaik (baca; khairul qurun ) adalah karena mereka memiliki ihtimam yang sangat besar terhadap Al-Qur’an. Sayid Qutub dalam bukunya Ma’alim Fii Ath-Thariq menyebutkan tiga faktor yang menjadi rahasia mereka mencapai generasi terbaik seperti itu. Pertama, karena mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya sumber pegangan hidup, sekaligus membuang jauh-jauh berbagai sumber-sumber kehidupan lainnya. Kedua , ketika membacanya mereka tidak memiliki tujuan-tujuan untuk tsaqafah , pengetahuan, menikmati keindahan